Senin, 29 Maret 2021

MENYAMBUT RAMADHAN

 

اَلْحَمْدُ ِللهِ رب العالمين . اَشْهَدُ اَنْ لآ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَه لاَ شَرِيْكَ لَه  وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُه وَرَسُوْلُه . اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلى الِه وَاَصْحَابِهِ أجمعين. اَسْكَنَهُمُ اللهُ فَسِيْحَ الْجِنَانِ . اَمَّا بَعْدُ -  يَا اَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِه وَلاَ تَمُوْتُنَّ اِلاَّ وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ .

Jamaah jum’at yang di rahmati Allah

Ada satu  buah do'a yang sampai kepada kita dari Imam Ahmad  melalui Al Baihaqi dan Thabrani

اَللَّهُمَّ بَارِكْ لَناَ فى رَجَبَ وَشَعْبَانَ وَبلِّغْنَا رَمَضَانَ

“Ya Allah berkahilah kami di bulan Rajab dan Sya’ban, serta sampaikanlah kami kepada bulan Ramadhan”. (HR. Ahmad).

 

Doa yang menyadarkan kita betapa orang-orang shalih terdahulu biasa menyambut Ramadhan jauh-jauh hari sebelumnya; bahkan ketika masih berada di bulan Rajab. Maka, semangat menyambut Ramadhan itulah yang juga harus ada dalam jiwa kita, bahwa di akhir-akhir bulan Sya’ban 1442 H ini, kita telah menyediakan ruang suka cita dalam dada kita untuk bertemu dengan Ramadhan.

Sebagian masyarakat kita menyambut Ramadhan dengan ritual yang tidak pernah diperintahkan Rasulullah, sebagian lain acuh tak acuh dengan Ramadhan, bersikap biasa seolah-olah tak ada yang istimewa, atau bahkan kurang suka dengan datangnya bulan Ramadhan karena beratnya puasa. Na’udzu billahi min dzalik.

Bagi muslim yang ideal, menyambut Ramadhan adalah sebuah kenikmatan tersendiri, namun ia menyambutnya dengan proporsional. Dalam suka cita, ia mempersiapkan diri sebaik-baiknya sehingga bisa beramal di bulan Ramadhan dengan sebaik-baiknya.

Ada beberapa persiapan yang kita perlukan dalam menyambut bulan Ramadhan, khususnya Ramadhan 1442 H ini:

Pertama, persiapan ilmu, Agar Ramadhan kita benar-benar efektif, kita perlu membekali diri dengan persiapan ilmu. Sebelum Ramadhan tiba sebaiknya kita telah membekali diri dengan ilmu agama terutama yang terkait secara langsung dengan amaliyah di bulan Ramadhan.

Tentang kewajiban puasa, keutamaan puasa, hikmah puasa, syarat dan rukun puasa, hal-hal yang membatalkan puasa, serta sunnah-sunnah puasa. Juga tarawih, i’tikaf, zakat, dan sebagainya.

Persiapan kedua dalam menyambut Ramadhan adalah persiapan jasadiyah.

Ramadhan membutuhkan persiapan jasadiyah atau tubuh yang sehat. Tanpa persiapan memadai kita bisa terkaget-kaget bahkan ibadah kita tidak bisa berjalan normal. Ini karena Ramadhan menciptakan siklus keseharian yang berbeda dari bulan-bulan sebelumnya.

Kita diharapkan tetap produktif dengan pekerjaan kita masing-masing meskipun dalam kondisi berpuasa. Kita juga akan melakukan ibadah dalam porsi yang lebih lama dari sebelumnya. Shalat tarawih, misalnya.

Karenanya kita perlu mempersiapkan jasadiyah kita dengan berolah raga secara teratur, menjaga kesehatan badan, dan kebersihan lingkungan.

Kaum muslimin jamaah jum’at Rahimakumullah.

Persiapan ketiga dalam menyambut Ramadhan adalah persiapan maliyah, persiapan harta. Persiapan maliyah yang diperlukan dalam menyambut bulan Ramdhan bukanlah untuk membeli baju baru, menyediakan kue-kue lezat untuk berbuka dan Idul Fitri, dan lain-lain. Kita justru memerlukan sejumlah dana untuk memperbanyak infaq, memberi ifthar (buka puasa) orang lain dan membantu orang yang membutuhkan. Tentu saja bagi yang memiliki harta yang mencapai nishab dan haul wajib mengeluarkan zakatnya, seperti padi yang baru selesai dipanen bila sampai nishabnya maka wajib dikeluarkan zakatnya.

Bahkan, jika kita mampu berumrah di bulan Ramadhan merupakan ibadah yang bernilai luar biasa; seperti nilai haji bersama Rasulullah SAW.

Semoga dengan upaya kita mempersiapkan diri dalam menyambut Ramadhan 1442 H ini, Allah SWT berkenan mempertemukan kita dengan Ramadhan, lalu memberikan taufiq kepada kita untuk mendapatkan keberkahan Ramadhan itu. Selama sebulan penuh kita beramal di bulan suci lagi mulia itu, disertai dengan rahmat dan ampunan Allah SWT, hingga menjadikan kita diridhai-Nya lalu dianugerahi surga.

اَلْحَمْدُ ِللهِ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلى رَسُوْلِ اللهِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ ابْنِ عَبْدِاللهِ وَعَلى الِه وَصَحْبِه وَمَنْ تَبِعَ هُدَاه، اَمَّا بَعْدُ. اَيُّهَاالْحَاضِرُوْنَ، اِتَّقُوْاللهَ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. وَاِذَا قُرِئَ الْقُرْآنُ فَاسْتَمِعُوْا لَه وَاَنْصِتُوْا لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ.

اَعُوْذُ بِااللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ.

إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ , وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ. لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ . تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ . سَلَامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ .

باَرَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِى الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِىْ وَاِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَه اِنَّه هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar