اَلْحَمْدُ ِللهِ رب العالمين . اَشْهَدُ اَنْ لآ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَه لاَ شَرِيْكَ لَه وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُه وَرَسُوْلُه
. اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلى الِه وَاَصْحَابِهِ
أجمعين. اَسْكَنَهُمُ اللهُ فَسِيْحَ الْجِنَانِ
. اَمَّا بَعْدُ - يَا اَيُّهَا النَّاسُ
اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِه وَلاَ تَمُوْتُنَّ اِلاَّ وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
.
Jamaah jum’at yang di rahmati Allah
Ada satu buah do'a yang sampai kepada kita dari Imam
Ahmad melalui Al Baihaqi dan Thabrani
اَللَّهُمَّ بَارِكْ لَناَ فى رَجَبَ وَشَعْبَانَ
وَبلِّغْنَا رَمَضَانَ
“Ya Allah
berkahilah kami di bulan Rajab dan Sya’ban, serta sampaikanlah kami kepada bulan Ramadhan”. (HR. Ahmad).
Doa yang menyadarkan kita betapa orang-orang
shalih terdahulu biasa menyambut Ramadhan jauh-jauh hari sebelumnya; bahkan
ketika masih berada di bulan Rajab. Maka, semangat menyambut Ramadhan itulah
yang juga harus ada dalam jiwa kita, bahwa di akhir-akhir bulan Sya’ban 1442 H
ini, kita telah menyediakan ruang suka cita dalam dada kita untuk bertemu
dengan Ramadhan.
Sebagian masyarakat kita menyambut Ramadhan
dengan ritual yang tidak pernah diperintahkan Rasulullah, sebagian lain acuh
tak acuh dengan Ramadhan, bersikap biasa seolah-olah tak ada yang istimewa,
atau bahkan kurang suka dengan datangnya bulan Ramadhan karena beratnya puasa. Na’udzu
billahi min dzalik.
Bagi muslim yang ideal, menyambut Ramadhan
adalah sebuah kenikmatan tersendiri, namun
ia menyambutnya dengan proporsional. Dalam suka cita, ia mempersiapkan diri sebaik-baiknya sehingga
bisa beramal di bulan Ramadhan dengan sebaik-baiknya.
Ada beberapa
persiapan yang kita perlukan dalam menyambut bulan Ramadhan, khususnya Ramadhan 1442 H ini:
Pertama,
persiapan ilmu, Agar Ramadhan kita
benar-benar efektif, kita perlu membekali diri dengan persiapan ilmu.
Sebelum Ramadhan tiba sebaiknya kita telah membekali diri dengan ilmu agama terutama yang terkait
secara langsung dengan amaliyah di bulan Ramadhan.
Tentang kewajiban puasa, keutamaan puasa,
hikmah puasa, syarat dan rukun puasa, hal-hal yang membatalkan puasa, serta
sunnah-sunnah puasa. Juga tarawih, i’tikaf, zakat, dan sebagainya.
Persiapan kedua dalam
menyambut Ramadhan adalah persiapan jasadiyah.
Ramadhan membutuhkan persiapan jasadiyah atau tubuh yang sehat. Tanpa persiapan memadai kita bisa terkaget-kaget
bahkan ibadah kita tidak bisa berjalan normal. Ini karena Ramadhan menciptakan siklus
keseharian yang berbeda dari bulan-bulan sebelumnya.
Kita diharapkan tetap produktif dengan
pekerjaan kita masing-masing meskipun dalam kondisi berpuasa. Kita juga akan
melakukan ibadah dalam porsi yang lebih lama dari sebelumnya. Shalat tarawih,
misalnya.
Karenanya kita perlu mempersiapkan jasadiyah kita dengan berolah raga
secara teratur, menjaga
kesehatan badan, dan kebersihan lingkungan.
Kaum
muslimin jamaah jum’at Rahimakumullah.
Persiapan ketiga dalam
menyambut Ramadhan adalah persiapan maliyah, persiapan harta. Persiapan
maliyah yang diperlukan dalam menyambut bulan Ramdhan bukanlah untuk membeli
baju baru, menyediakan kue-kue lezat untuk berbuka
dan Idul Fitri, dan lain-lain. Kita justru memerlukan sejumlah dana
untuk memperbanyak infaq, memberi ifthar
(buka puasa) orang lain dan membantu orang yang membutuhkan. Tentu saja bagi
yang memiliki harta yang mencapai nishab dan haul wajib mengeluarkan zakatnya,
seperti padi yang baru selesai dipanen bila sampai nishabnya maka wajib
dikeluarkan zakatnya.
Bahkan, jika kita mampu berumrah di bulan
Ramadhan merupakan ibadah yang bernilai luar biasa; seperti nilai haji bersama
Rasulullah SAW.
Semoga dengan upaya kita mempersiapkan diri
dalam menyambut Ramadhan 1442 H ini, Allah SWT
berkenan mempertemukan kita dengan Ramadhan, lalu memberikan taufiq kepada kita untuk
mendapatkan keberkahan Ramadhan itu. Selama sebulan penuh kita beramal di bulan
suci lagi mulia itu, disertai dengan rahmat dan ampunan Allah SWT, hingga menjadikan
kita diridhai-Nya lalu dianugerahi surga.
اَلْحَمْدُ
ِللهِ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلى رَسُوْلِ اللهِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ ابْنِ
عَبْدِاللهِ وَعَلى الِه وَصَحْبِه وَمَنْ تَبِعَ هُدَاه، اَمَّا بَعْدُ. اَيُّهَاالْحَاضِرُوْنَ،
اِتَّقُوْاللهَ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. وَاِذَا قُرِئَ الْقُرْآنُ فَاسْتَمِعُوْا
لَه وَاَنْصِتُوْا لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ.
اَعُوْذُ
بِااللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ.
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ , وَمَا أَدْرَاكَ
مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ. لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ . تَنَزَّلُ
الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ . سَلَامٌ
هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ .
باَرَكَ
اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِى الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِىْ وَاِيَّاكُمْ بِمَا
فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَه
اِنَّه هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ .